Minggu, 01 Maret 2009

Masa Kecil

Anna Aprihati nama itu yang diberikan oleh orang tuaku, au lahir di sebuah kota Gudeg sebuah kota yang terkenal kerena pandidikannya. Aku lahir di Rumah sakit Pakem, pukul 22.10 WiB. Saat itu bapak tidak menunggu kelahiran aku itu juga menurum bundaku, tapi di ijazahku malah tercantum tanggal 28 April 1984 akte lambat. tapi anehnya aku malah memilih tanggal 28 April sebagai hari ulang tahunku. Aku menyelasiakan pendidikan SD Kramatmanik1, yang membimbingku di sana yaitu orang tuku sendiri. kerenaaku anak guru aku mulai nakal sama teman-temanku lingkunganku malah medukung aku untuk bergaul dengan cowok. rata-rata temanku adalah cowok nggak ada ceweknya. Biarpun aku temanna sama cowok tapi aku sering berantem sama cowok pernah waktu SD aku ada temen cowok yang aku nggak sukai pokoknya tiap hari aku jaili dia sampai dia nangis . Pernah ada cewek yang kepalanya bocor sama aku kerena di lempar oleh aku pake batu karang yang tajam sekali, dia menangis sampai dia berhenti sekolah kerena takut denganku. Aku tomboy, nggak pernah cengeng, dan nakal sekali. Dan yang sekarang masih ingat kerika aku umur 6 tahun, aku ngajak ita adikku saat itu ita umur 4 tahun untuk buat lanyang-lanyang tapi Ita nolaknya dia nggak mau diajak sama aku. Aku marah dan melukai kepala ita sampai kepalaita berdarah. sampai ssaat ini bekas luka yang di kepala ita masih ada bekasnya. Biarpun aku nakal sekali, bapak dan ibu malah manjain aku, apa yang aku inginkan mereka sering meladeni aku sampai sekarang juga. Tapi kenakalan yang aku perbuat kini tidak ada lagi masalahnya ibu bapak menginginkan yang terbaik buat aku.

sahabat ( Rumah Kepompong )

Kalau aku ingat sebuah kata sahabat rasanya aku bukan sahabat yang terbaik buat sahabatku yang kini hilang terbawa waktu. Rumah Kepompong, nama itu menyatakan sebuah persahabatan yang tulus antara anak FLP yang berada di Kota Serang. Apa aku mampu menjadi sahabat anak-anak FLP? Apa aku bisa menjadi amanah mereka dikala mereka memberikan amanah samaku, aku nggak mungkin jadi sahabat yang terbaik buat mereka kerena aku pernah menghianati persahabatan tulus yang( A. S ) berikan padaku. Semunya terjadi gara-gara aku. Aku egois menganggap diriku suci, bersih tapi aku lah yang jadi biang keladi dalam peristiwa yang terjadi. Aku yang mengancuran mereka berdua. kini aku lari dari kenyataan, aku meninggalkan mereka, dengan membawa misi yang baru. aku nggak bisa mengucapkan kata maaf pada mereka, malah persahabatan yang tulus dari S aku salah gunakan kerena secara diam-diam aku suka sama dia. dan malah aku juga yang mengancurkan dia ketika dia punya calon. Setelah aku mengancurkan S aku nggak pernah mengungkapkan perasaanku sama dia. jahat! Apa aku pantas menjadi bagian persahabatan anak FLP yang bergabung di Rumah Kepompong bagiku tidak pantas! Tapi di sis lain aku ingin minta maaf tapi aku terlalu egois untuk mengakui semuanya. Aku menganggap A dan S salah. Kini mereka mengejar cinta dan citanya. satu yang kini aku ucapkan pada S selamat menempuh hidup baru semoga menjadi keluarga yang sakinah dan berkah. ketika aku mendengar S menikah hatiku iri sekari kenapa bukan aku dan dia yang nikah aja. Kerena aku mendengar S menikah aku malah melariakn masalah itu ke Yogya, tapi anehnya biarpun aku berada di kota gudeg tapi hatiku ingat dia terus. Aku berusaha untuk melupakan dia, tapi aku ingin sekali bertemu dia untuk terakhir kalinya. Aku rindu tawa candanya. Aku rindu semuan yang dia lakukan untukku. Aku rindu semua yang dia berikan buatku, apa aku akan bertemu dengan S lagi, entah. aku cinta kamu S, kini aku menyadari kalau semuanya adalah skenario Allah untuk kita, tapi please! Ingat aku dalam kisi-kisi masa lalu. Biarpun kita kini tak bersama lagi tapi dulu kita menitihari-hari yang indah buat kita kenang sekarang. Masa lulu adalah sejarah, jadikan lah sejarah itu sebagai cerminan dan lecutan untuk masa depan yang cerah. selamat tinggal S dan A semoga kita di pertemukan kembali diwaktu yang lain. Bukan waktu sekarang kerena aku belum siap untuk bertemu dengan kalian, biarpu hati ini slalu menanti masa masa indah dulu. Anna Aprihati